Pengunjung

Selasa, 06 Oktober 2015

Vidio Praktik Baik Fasda Aceh Jaya 2015; Ridwan, MA, Rasyidah, S.Pd, Rahmat Hastiono, S.Pd & Raihanah, S.Pd

Resistometer

Kaca Pembesar Bola Fijar

Uji Air Terkontaminasi media Kunyit

Uji Harga Garam Media Kunyit, telur danubi rambat

Uji Fitamin Pada Makanan

Resistometer 2 perbandingan

Uji Makanan Berlemak

Alat Mini Deteksi Kebakaran

Uji Grafitasi bumi Vidio Praktik Baik wekili Aceh ke Nasional

Media Uji sistem peredaran darah


Vidio Praktik Baik Fasda Aceh Jaya 2014; Ridwan,MA, Rahmat Hastiono, S.Pd, Rasyidah,S.Pd & Raihanah, S.Pd

Vidio Praktik Baik Fasda Aceh Jaya 2014: Kelompok Media Menarik dari bahan tergolong unik
Vidio Stetoskop dari corong minyak, menghitung detak jantung lebih tepat dan akurat

Vidio uji nikotin media benda seken hand

 
Vidio Simulasi Gunung Merapi; 



Vidio Alat mini mensimulasikan tsunami Aceh; bahan bekas bersampul teknologi




Vidio Uji Nikotin pada rokok media pompa minyak


Menghitung detak jantung medis corong dan selang penghubung


Vidio Pembelajaran Fasda Aceh Jaya: Ridwan,MA, Rahmat Hastiono,S.Pd, Rasyidah,S.Pd & Raihanah, S.Pd

Vidio proses pembelajaran aktif, dan produk yang kreatif 
Cuplikan proses dan hasil pembelajaran yang inovatif

Vidio kelas kondusif dengan pembelajaran yang efektif

Vio simulasi banjir dan penjelasan draf dasar

Vidio Kreatifitas Fasda Aceh Jaya dalam Mengembangkan Sekolah; Ridwan, MA, Rahmat Hastiono, S.Pd, Rasyidah, S.Pd & Raihanah, S,Pd


Vidio ini menampilkan usaha kretif Fasda Fasda Aceh Jaya dalam Mengembangkan Sekolah; Ridwan, MA, Rahmat Hastiono, S.Pd, Rasyidah, S.Pd dan Raihanah, S.Pd
Kerjasama dan sama-sama bekerja

Promosi Sekolah dengan menggunakan kretifitas siswa

Bakti Sosial pelatihan madiri dan peduli lingkungan
Ikuti perlombaan dan menangkan kompetisi bergengsi
menyelenggarakan kegiatan dan memperebutkan piala bergilir
Piknik indah dan mudah terjangkau








Musikalisasi Puisi yang unik dan menggugah hati


Latihan dan gladi puisi hebat dari siswa berbakat

Penting pauyuban dalam mengembangkan kelas


Jumat, 29 Mei 2015

‘Simple Past berthemakan Snake and Ladder’ (oleh: Viza Suhanna, Mpd. M.Tessol., Guru Bahasa Inggris, SMPN 1 Krueng Sabee, Aceh Jaya)

 Bukan hal yang aneh jika sebagian siswa merasa bawa Bahasa Ingris adalah pelajaran yang susah dan kurang menarik. Hal ini mengakibatkan siswa mendapat nilai dibawah rata-rata. Permasalahan ini menjadi antangan tersendiri buat saya untuk mengubah paradigma tersebut, terutama dalam materi pembelajaran membuat kalimat “Simple Past”.  Kami mendapati sebagian besar siswa kelas VIII kurang memahami cara membuat kalimat tersebut terutama dalam hal mengubah kata kerja dari bentuk V1(kata kerja bentuk ke 1)  ke bentuk V2. Siswa juga kurang mampu menulis teks Recount yang menggunakan kalimat ‘Simple Past’. Dihadapi permasalahan ini, maka kami coba untuk membuat media pembelajaran yang menarik dengan menggunakan gambar berwarna dan bahan bekas yang mudah didapatkan lingkungan sekitar. Akhirnya kami membuat media pembelajaran ‘Snake and Ladder’ sebagai jalan keluarnya.

Komponen permainan “Snake and Ladder” terdiri dari papan permainan (berupa 36 bidang kotak yang berisikan kata kerja pertama (V1), Papan juga berisi instruksi bahwa pemain harus mengganti V1 pada kotak untuk menjadi V2. Komponen  lainnya yaitu bidak dan dadu.

Bahan yang perlu dipersiapkan untuk permainan antara lain alas permainan yang terdiri dari kertas karton warna putih (ukuran papan bisa disesuaikanmau besar atau kecil ) karton juga dapat dilapisi kardus bekas dan laminating agar lebih baik. Bahan lainnya, pensil, spidol warna, pensil warna, penggaris, lem, bidak (terbuat dari tutup botol air mineral bekas yang jumlah disesuaikan dengan kelompok), serta anak dadu.

Cara permainannya sangat mudah dan dapat dilakukan secara berkelompok atau perorangan seperti halnya bermain ular tangga. Pertama, guru membentuk kelompok siswa dan dimulai dengan mengocok dadu secara bergiliran. Siswa menggunakan bidak untuk melangkah ke dalam kotak pada papan permainan sesuai angka yang muncul pada dadu. Bagi siswa yang bidaknya berhenti di dalam kotak tersebut  maka ia harus merubah V1 menjadi V2 secara tertulis  dan  lalu mengucapkannya. Permainan diteruskan hingga mencapai  kotak terakhir.

Dalam permainan ini jika ada pemain yang  berhenti di kotak dengan gambar kepala ular maka dia harus turun ke kotak yang berada di ekor ular. Sedangkan bila pemain berhenti di kotak yang bergambar kaki tangga maka pemain berhak untuk menaiki tangga hingga sampai ke kotak di atas ujung tangga. Sedangkan bagi siswa yang tidak dapat memjawab pertanyaan maka sanksinya bidak  pemain kembali ke tempat semula sebelum ia melangkah terakhir
 Dampak dari permainan ini adalah siswa lebih memahami adanya perbedaan bentuk kata kerja V1 (Simple Present) dan V2 (Simple Past), siswa juga dapat mengubah kata kerja bentuk V1 ke dalam bentuk V2 dengan baik, kemampuan siswa dalam penggunaan Simple Past  juga menjadi meningkat, kemampuannya  menulis dalam teks Recount semakin baik, dan yang terpenting siswa menjadi lebih termotivasi serta percaya diri untuk belajar Bahasa Inggris terutama grammar dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik.

Siswa mengungkapkan perasaan mereka dengan pembelajaran yang menggunakan media ini, “Seharusnya dari dulu kita belajar Bahasa ingris menggunakan media seperti ini sehingga mempermudah kami untuk belajar, lebih menyenangkan  dan setiap tema yang diberikan oleh guru cepat kami pahami, selain itu media pembelajaranya juga sangat menarik dengan menggunakan papan permainan yang berwarna ,” jelas Zahri siswa kelas VIII SMPN 1 Krueng Sabe. “ Dulu pelajaran bahasa inggris kurang menarik, tapi kini dengan metode yang menyenangkan membuat saya semakin suka dengan bahasa inggris. Bahkan kami  juga pernah praktik memasak mie dengan resep masakan dan cara membuatnya kami jelaskan menggunakan Bahasa inggris (how to make neodles),” kata Fahrian mendukung ungkapan Zahri.
 

Membudayakan Membaca Masuk dalam Jadwal Pelajaran


Banyak yang ingin digapai olej Sri indrayati, kepala sekolah di SMPN 1 Sampoinit Kabupaten Aceh Jaya. Sebut saja salah satunya adalah membiasakan siswa membaca. Ibu Sri sapaan akrab beliau, menginginkan siswanya cinta pada buku. Selama ini perpustakaan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan buku saja. Bermula dari itu, Ibu Sri mencoba berinovasi agar perpustakaan diminati oleh siswanya. Strategi yang diterapkan cukup sederhana, setiap minggunya kelas mendapat giliran membaca dan kewajiban membaca tersebut dipadukan dalam jadwal pelajaran dengan waktu 40 menit (1 Jam Pelajaran) yang digilir oleh setiap kelas. Setiap kelaspun memiliki waktu tersendiri untuk membaca sesuai dengan jadwalnya sebanyak sekali dalam seminggu. Setiap siswapun diwajibkan untuk membuat jurnal bacaan mereka diakhir semester sebagai penilaian terhadap pemahaman bacaan.

 Budaya baca yang kami terapkan tersebut kini sudah mulai menampakkan hasilnya. Siswa sudah mulai menyenangi jadwal membaca sebagai mata pelajaran yg diminati. Hanya saja permasalahannya saat ini kurannya jumlah buku fiksi dan pengetahuan umum. Namun kendala tersebuti tidak menjadi kendala yang berarti untuk tetap menjalankan budaya baca di sekolah. Ibu Sri mengungkapkan kekurangan buku ini kepada komite sekolah untuk mencari jalan keluarnya. 

 Beberapa ide sekolah dan komitepun mendapat sambutan dari orang tua siswa, salah satunya adalah sumbangan buku sukarela oleh setiap siswa yang lulus untuk menyumbang satu buku. Ide lainnya, adalah melakukan pendekatan terhadap alumni yang telah berhasil dan berada di kab Aceh jaya untuk mendukun program budaya baca dengan cara menyumbangkan buku-buku fiksi dan pengetahuan yang layak di baca siswa.














Selain memanfaatkan perpustakaan, Ibu Sri juga memanfaatkan lapangan volley dan lorong sekolah untuk meletakkan buku-buku sehingga dapat memotivasi siswa untuk terus membaca, terutama saat jam istirahat. Dampaknya, kini siswa mulai senang membaca terutama saat jam istirahat di halaman dan lorong sekolah. Pada akhir semester, sekolah juga memberikan hadiah kepada 10 orang siswa yang terbaik dalam menulis jurnal mereka (Nuzuli/ WSD)

 






 











Mini Bus dan Beasiswa Wujud Kemitraan dengan dunia Usaha (Oleh: Sri Indrayati, Kepala Sekolah SMPN 1 Sampoiniet, Aceh Jaya)

  PT. Tunggal Perkasa Plantation 3 Kuala Crak Monk adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit  yang merupakan anak perusahaan PT. Astra.  Perusahaan yang beroperasi di Crak Monk Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya tersebut kini menjadi mitra SMPN 1 Sampoiniet untuk mendukung program “Aceh Jaya Pintar” yang dicanangkan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.




Awalnya, walaupun saat ini sekolah tidak ada punggutan biaya namun permasalah tingkat anak putus sekolah masih terjadi di kecamatan kami, kebanyakan dari mereka putus sekolah pada jenjan SMP dan SMA. Bahkan waktu itu banyak anak  yang memiliki prestasi belajar yang bagus tetapi putus sekolah dengan alasan jarak sekolah yang jauh dengan tempat tinggal mereka. Kesenjanganpun terjadi antara siswa yang tinggal di pusat kecamatan dengan di desa yang berjauhan.  Belum lagi masalah kemiskinan yang membuat siswa enggan ke sekolah karena tidak memiliki biaya.

Hal ini lah yang mendorong kami untuk bertindak cepat dan mendapat sambutan yang serius dari dunia industri. Setelah pengajuan usulan dan beberapa kali pertemuan PT. Tunggal Perkasa Plantation 3 Kuala Crak Monk menyisihkan sebagian dana program Coorporate Social Responsibilty (CSR) untuk masyarakat di sekitar perusahaan khususnya untuk pendidikan disamping program lainnya. Untuk mempermudah siswa yang rumahnya jauh dari sekolah , perusahan menyediakan angkutan kendaraan roda 4 (mini bus) yang siap antar jemput siswa, tidak hanya itu minibus juga menunggu siswa sampai dengan jam pelajaran sekolah selesai.


Selain menyediakan transportasi bagi siswa, perusahaan juga memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi di sekolah. Krtiteria penerima beasiswa perusahaan berdasarkan penyeleksian yang kami lakukan, perusahaan menyerahkan semuanya kepada kami. Salah satu kriterianya adalah siswa yang mendapatkan ranking kelas 1 hingga 3 dan siswa tersebut masuk dalam kategori siswa yang miskin  atau kurang mampu, maka mereka akan mendapatkan beasiswa sebesar Rp. 750.000 pertahun.



Dampaknya,  kini sudah tidak ada lagi siswa yang putus sekolah di kecamatan kami dan Keterlambatan siswa datang ke sekolah jadi menurun, hampir tidak ada lagi siswa yang datang terlambat dengan alasan rumah yang jauh dan tidak ada kendaraan yang melewati tempat tinggal mereka. Motivasi belajar siswapun meningkat dengan diberikanya beasiswa kepada siswa yang berprestasi, sehingga mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan prestasi yang terbaik di kelasnya.

“Saya sudah mendapatkan beasiswa dari PT. Tunggal Perkasa Plantation tersebut tahun lalu dan tahun ini saya berharap akan mendapatkannya kembali. Ini menjadi motivasi bagi  saya untuk terus belajar dan berprestasi di sekolan,” Kata Rahma salah seorang siswa kami yang duduk di kelas 3 SMPN 1 Sampoiniet, dan ia juga menjadi salah seorang dari 6 orang siswa yang mendapatkan beasiswa PT. Tunggal Perkasa Platation 3.